Menuju Keluarga Shakinah

weblog Eka Rasmita dan Albaq Novfri Andrian

Tuesday, November 27, 2007

Selamat Datang Mas Rahes

“Mas, hamil ku ini kan sudah 38 minggu kok belum ada tanda-tanda ya..?” “nanti mas udah keburu masuk kerja tapi belum lahir baby nya?” istri ku sedikit cemas dan menanyakan kehamilannya kepada ku di tanggal 22 Nov 2007 kemarin. “ya udah tenang aja de, kehamilan kan memang 37-40 minggu, kita berdoa aja ama Allah biar diberi kemudahan, kecepatan dan kelancaran” hiburku. Sebenarnya aku tidak terlalu khawatir soal kelahiran ini terutama untuk masalah jadwal kerja. Aku bisa minta untuk extend hari off ku kalau memang kelahirannya sangat mepet dengan jadwal masuk ku.

Malam habis magrib teman ku Mr.Joko Purwono sms menanyakan kabar kelahiran baby kami “insya Allah minggu depan..” bales ku di N73 Eka. “menurut pengalaman pribadi dan anjuran dokter sering2 di tengokin baq” balesnya lagi. Oh iya bener juga nih, kebetulan nanti habis Isya kita gak punya jadwal apa-apa. Siipp… ojos-ojos kalau kata mas Doni.

Pagi, 23 Nov 2007 sekitar jam 8, Eka agak meringis, “kenapa de?” tanya ku “kok perut bawahku perih ya mas?” jawabnya. “wah mudah2 an tanda2 nih de..” spontan aku menjawab. “tapi aku bukan mules mas..”
Eka ternyata Cuma sesaat aja meringisnya dan aku masih dengan asik nya berada di depan laptop untuk ngerjain beberapa hal. Ups, aku belum nge-charge handy cam dan ganti kaset. Memang aku sudah merencanakan untuk merekam proses persalinan istriku dan aku kok punya feeling waktunya dah deket, aku gak mau nanti keburu2 dan kelupaan. Semua camera ready dan jam 13:00 selesai dzuhuran Eka kembali ngeluh “aduh mas, kok sakit ya..?” “sakitnya sering gak de?” aku berusaha tetap tenang. Padahal aku mulai panik.

“Masih tahan gak de? Ada bercak?, kalau nggak kita ke dokter?” tanya ku lagi. “Masih mas, gak papa kok..” “Ya udah nanti malam aja ya ke dokter biar kita gak kena macet” “ he-eh..” jawab istriku sambil meringis. Aku mulai nelfon Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta dan konsultasi untuk ‘cek dalam’, RS bilang datang saja pak kapan pun 24 jam. Sip aku tenang. KKRIIINNGG… “ya bu?” “gimana op, eka?” ibu dan tante ku tanya. “Eka nyeri2 di bawah bu sakitnya tambah-tambah nih” akhirnya ibu ku bicara sama Eka. “Ke rumah sakit sekarang Op, kayaknya udah tanda2 tuh..” “ya deh, bu aku tunggu abis ashar aja”.

Jam 15:00 sakitnya Eka udah semakin terasa, aku ukur setiap 10 menit kontraksi dan nyeri selama 2-3 menit. Dengan tetap berlaga tenang aku merekam peristiwa itu dan mengajak Eka ke Rumah Sakit Permata Cibubur yang dekat rumah kami dan tempat periksa rutin kehamilannya. Jam 16:00 kami tiba dirumah sakit, bidan langsung CTG dan periksa dalam. “Pak sudah bukaan 3” kata bidannya. “Suster, kira2 berapa lama lagi? Kami ingin melahirkan di Pondok Indah” tanyaku “Wah, harus cepat pak, tapi kalau anak pertama berani kok, kalau udah anak ke empat sih jangan, bisa brojol di mobil nanti, hehe..” candanya.

Wuih, Jakarta jam segini, hari Jumat mesti macet banget nih. Cibubur – Pondok Indah memang langsung via tol, tapi masuk ke tolnya itu loh. Kita balik dulu ke rumah ambil perlengkapan dan langsung tancep ke Pondok Indah. Jam 17:05 dari Rumah (pelajaran buat kita untuk selalu taruh perlengkapan ke rumah sakit di mobil). Benar aja jalan padat banget. Merambat, Eka udah sering teriak kesakitan setiap 10 menit dan turun terus menjadi 8 menit, 7, 6 dan akhirnya setiap 5 menit. (aku baca kalau kontraksi yang sudah mencapai 2 menit sekali itu lah yang paling genting). Aku tetap berusaha tenang, padahal waduuuhh panik abiss.. aku lihat patokan jam di dasboard mobil untuk ngukur kontraksinya Eka. Jalan macet dan padat mau masuk pintu tol cibubur. Aku memutuskan untuk ambil arah bogor dulu dan balik di tol cimanggis. 120km/jam, dan aku pake triptoniknya Jazz ku (tumben banget nih mobil aku stir manual).

Jam 18:10 kita sampai di RS.Pondok Indah, langsung ke UGD dan Eka dibawa ke kamar bersalin. Aku cari parkir trus langsung naik ke lantai 3. Sambil jalan ke atas aku telfon orang medik kantor untuk siapkan GL ke RS.Pondok Indah. Di lantai 3 aku agak bingung cari Eka. Setelah muter2 aku lihat Eka sedang di CTG ulang juga perikasa dalam. “Sudah bukaan 8 pak, kita tunggu”. “God, pas banget nih…” Dokter bersalinnya istriku, Dr.Sawitri gak ada di RS, susternya telfon dan bilang dokternya dalam perjalanan ke sini. Aku agak deg-degan juga di kamar bersalin ini. Eka sudah kesakitan tapi belum sampai bukaan 10. Dengan mencoba tenang aku merekam semua peristiwa itu dengan handycam ku. “Dokter Sawitri sudah datang pak..” jam 19:15 susternya menyampaikan. Dr Sawitri dengan lugas langsung melakukan tindakan.

Dengan perjuangan yang berat, setelah 6 set mengejan (aku hitung dan dampingi terus) akhirnya jam 19:53 aku lihat dengan langsung ketika anak pertama kami keluar melihat dunia ini. “oek..oekk…oeeekk tangis nya. Alhamdulillah, ya Allah, Allah, Allah, aku gak bisa berkata apa pun, aku lihat Eka juga dalam keadaan tenang, stabil. Aku bersyukur banget. Si baby langsung di kasih ke pelukan ibu nya dan diajarkan mencari puting susu. Aku terus merekan peristiwa itu sambil sms ke orang tua ku yang sudah dalam perjalanan dari Bekasi. Setelah di mandikan suster dan diukur berat, tinggi dan lain-lainnya (berat 3,340 kg, tinggi 50cm), baby kami kembali diberikan ke ibunya. Keluarga semuanya sudah sampai di RS. Alhamdulillah, semuanya lancar dan sehat. Selamat datang RAHESA ATTAKAINO ANDRIAN.



RAHESA adalah Rahmat dari Yang Maha ESA. ATTAKAINO, Albaq Terus cinTA eKA In NOvember (bulan pernikahan dan kelahirannya baby). ANDRIAN nama bawaan dari keluarga kami. Jadi maknanya: baby ini merupakan ungkapan rasa syukur kami atas Rahmat dari Allah dengan rasa cinta kami agar selalu abadi yang terlahir di bulan Nov. ATTAKA juga merupakan pengabadian kami untuk nama salah satu lapangan minyak Chevron di Indonesia, karena pada saat istri ku dikabarkan positif hamil aku sedang bertugas disana. Selamat datang mas Rahes.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home